Senin, 17 Agustus 2015

Launching Blog Desa

Keterangan:


Logo Desa Somor Koneng
Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan
NO
Simbol
Arti
1.
Warna Kuning dan Biru
Sebagai simbol penamaan dari Desa Somor Koneng yang berasal dari sejarahnya, yaitu keluarnya mata air (biru) berwarna kuning
2.
Lambang pertanian
Bahwa desa ini 99% penduduknya berprofesi sebagai petani
3.
Lambang air
Desa somor koneng tepatnya di Dusun Lembung memiliki sumber mata air yang dipergunakan warga untuk mencukupi kebutuhan airnya sehari-hari
4.
Lambang dua pisau dikepal
Desa Somor Koneng memiliki andil dalam usaha kemerdekaan Indonesia
5.
Lambang rantai melingkar
semangat gotong royong warga Desa Somor Koneng
6.
Lambang lingkaran bertuliskan kecamatan dan kabupaten
Desa Somor Koneng dinaungi oleh kecamatan kwanyar dan kabupaten bangkalan

 

Minggu, 16 Agustus 2015

Produk Bimbingan KKN 25 UTM di Desa Somor Koneng

A. Sosialisasi Pembuatan Mochi Bu'uk "25"

B. Sosialisasi Pembuatan Krupuk Bu'uk "Morneng"



C. Sosialisasi Pembuatan Biskuit Bu'uk

Senin, 10 Agustus 2015

SEJARAH PEMERINTAHAN DESA



Pada tahun 1935-1945 Desa Somor Koneng dipimpin oleh Saleh (kakek buyut kepala Desa sekarang), kemudian keadaan Desa vakum selama beberapa tahun karena kemerdekaan untuk negeri, karena negara belum merdeka setelah merdeka ada seorang mantri yang ditunjuk langsung oleh pemerintah kabupaten untuk mengisi selama desa vakum. Kemudian pada tahun 1966 diadakan pemilihan lagi (lotre) dengan menggunakan potongan lidi, setelah itu Desa dipimpin oleh Marsadin (kakek kepala Desa sekarang) selama 32 tahun mulai dari tahun 1966-1998.

Setelah itu Desa mengalami vakum lagi karena masyarakat tidak mau ada keramaian diantara masyarakat atau persaingan antara masyarakat maka terbentuklah panitia BPD (badan Perwakilan Desa) dipimpin oleh Rohman selama 6 tahun (1998-2004) yang memiliki wewenang untuk mengangkat dan menurunkan kepala Desa. karena terjadi perubahan undang-undang BPD juga berubah wewenang yaitu mengajukan dan mengadakan musyawarah mengenai aspirasi masyarakat, sehingga sampai sekarang BPD berfungsi untuk menyiapkan dan mengantarkan seorang kepala Desa.

kemudian Desa mengadakan kembali pilkades (pemilihan kepala Desa), untuk membentuk panitia pilkades maka diangkatkah PJ baru atau PJS (Pejabat Desa Sementara) yaitu Suwari selama 7 bulan setelah terbentuk panitia pilakdes seiring mengikuti undang-undang yang baru maka terpilihlah Abdul rofik (ayah kepala Desa sekarang) sebagai kepala Desa yang baru, beliau menjabat kepala Desa mulai tahun 20004 sampai tahun 2012 (selama 8 tahun)  karena wafat pada tahun 2012, maka terpilihlah PJS (pejabat Desa sementara) yaitu Ainul Yakin (kepala Desa sekarang).

Pada tahun 2015 kabupaten Bangkalan mengadakan pemilihan kepala Desa secara serentak, sehingga terpilihlah kepala Desa yang sekarang yaitu Ainul Yakin.

Sejarah Desa Somor Koneng


Menurut sejarah yang berkembang di masyarakat setempat, nama Somor Koneng berasal dari sebuah sumber air pertama (baca: sumur) di Desa Somor Koneng yang mengeluarkan air berwarna kuning. 
Dari beberapa tokoh masyarakat menyebutkan bahwa  air sumur yang berwarna kuning tersebut dapat membawa berkah bagi orang yang meminumnya dan menurut cerita ada seorang warga desa sebelah yang buta namun bisa melihat kembali setelah membasuh matanya dengan air sumur kuning tersebut. (sumber: Fadli, tokoh Desa Somor Koneng, 2015).
Ada versi lain dari cerita asal usul nama somor koneng, cerita tersebut dari Ainul Yakin selaku kepala desa saat ini mengatakan bahwa, Desa Somor Koneng berawal dari seorang saudagar (masih keturunan wali) yang memiliki keprihatinan terhadap kondisi Desa Somor Koneng yang pada saat itu warga desa menggunakan air sisa cucian (read: comberan) sebagai minuman sehingga saudagar tersebut berinisiatif untuk membuat sumber air dengan menancapkan tongkat ke tanah sehingga muncul sumber air namun warnanya kuning.

 Menurut cerita tokoh-tokoh lain, bahwa dahulu yang menancapkan tongkat itu adalah Joko Tole. Karena airnya dari sumber tersebut kuning maka diberi namalah desa ini dengan sebutan Desa Somor Koneng. Lokasi penancapan atau pembuatan sumber pertama tersebut di utara pasar, belakang rumah salah satu tokoh warga yang memiliki warung kopi.